Sabtu, 19 September 2015



Perang Melawan Kolonialisme
Tujuan:
1. Mengevaluasi perang melawan keserakahan kongsi dagang.
2. Mengevaluasi perang melawan penjajahan Belanda
3. Menghayati perjuangan pahlawan, sebagai teladanku.

Belajar sejarah perang melawan penjajahan dan kezaliman kolonialisme ini sangat penting. Dengan menghayati semangat juang rakyat dan para tokoh pendahulu dapat mengambil nilai-nilai kejuangan mereka untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
A.   Mengevaluasi Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang (abad ke-16 sampai abad ke-18)

Sumber: Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 4 (Kolonisasi dan Perlawanan), 2012
.
Sumber: Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 4 (Kolonisasi dan Perlawanan), 2012.
Gambar 2.2 Ilustrasi pertempuran rakyat di bawah Pangeran Nuku di Tidore
Gambar di atas melukiskan kapal-kapal dagang dari Papua dan Halmahera yang dijadikan
kapal armada laut untuk memperkuat pasukan Pangeran Nuku dari Tidore untuk melawan
kekejaman kompeni Belanda. Sungguh heroik perlawanan rakyat Kepulauan Maluku dan
sekitarnya di bawah pimpinan Pangeran Nuku. Dari pulau yang satu ke pulau yang lain Nuku berhasil menggerakkan berbagai lapisan kekuatan baik dari bangsawan maupun rakyat untuk melawan kezaliman Belanda. Politikdevide et impera diterapkan oleh Belanda, tetapi Nuku bergeming. Dengan dukungan para penguasa dari Papua dan Halmahera, bahkan juga Inggris, pasukan Nuku semakin berjaya. Belanda harus mengakui keunggulan Sultan Nuku.
1. Nah, apa kamu tahu siapa Pangeran Nuku itu? Jawab Pangeran nuku yaitu pahlawan nasional indonnesia, ia merupakan panglima perang di kesultanan tidore , dan dia seorang pejuang yang tak bisa di ajak kompromi dan pengaruh nya yang kuat di maluku
2. Mengapa Nuku melancarkan perlawanan terhadap Belanda?  Jawab Sejak 1781 Nuku secara aktif melakukan perlawanan terhadap Belanda. Hal ini dilakukannya karena tidak senang dengan intervensi VOC dalam pengangkatan calon penerus Kerajaan Tidore. Karena keduanya cenderung menentang kehadiran Belanda maka mereka dianggap ancaman oleh Belanda.
3. Bagaimana wujud politik devide et impera Belanda dalam memerangi Nuku? JawavDengan cara mengadu domba antar sesama rekan perjuangan rakyat Indonesia sehingga sesama rekan justru bermusuhan dan terpecah belah, sehingga hal seperti itulah yang menyebebkan sulitnya mengalahkan negara penjajah
4. Nuku berjuang tidak sendirian, tetapi keberhasilan Nuku karena kerja sama antarkekuatan masyarakat. Coba tunjukkan kebersamaan yang dibangun Sultan Nuku sehingga berhasil memulihkan kedaulatan Tidore dan sekitarnya. JawabKebersamaan yang d Tunjukannya yaitu tidak Ingin Perang Saudara fan Brsatu mlawan Musuh!
1. Aceh Versus Portugis dan VOC
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, justru membawa hikmah bagi Aceh. Banyak para pedagang Islam yang menyingkir dari Malaka menuju ke Aceh. Dengan demikian perdagangan di Aceh semakin ramai. Hal ini telah mendorong Aceh berkembang menjadi bandar dan pusat perdagangan. Pada tahun 1523 Portugis melancarkan serangan ke Aceh di bawah pimpinan Henrigues, dan menyusul pada tahun 1524 dipimpin
oleh de Sauza. Beberapa serangan Portugis ini mengalami kegagalan. Portugis terus mencari cara untuk melemahkan posisi Aceh sebagai pusat perdagangan. Kapal-kapal Portugis selalu mengganggu kapal-kapal dagang Aceh di manapun berada. Misalnya, pada saat kapal-kapal dagang Aceh sedang berlayar di Laut Merah pada tahun 1524/1525 diburu oleh kapal- kapal Portugis untuk ditangkap. Sebagai persiapan Aceh melakukan langkah-langkah antara lain:
1. Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit
2. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada tahun 1567.
3. Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.

Sebagai tindakan balasan pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639), semangat juang mempertahankan tanah air dan mengusir penjajahan asing semakin meningkat. Iskandar Muda adalah raja yang gagah berani dan bercita-cita untuk mengenyahkan penjajahan asing, termasuk mengusir Portugis dari Malaka. Setelah mempersiapkan pasukannya, pada tahun 1629 Iskandar Muda melancarkan serangan ke Malaka. Menghadapi serangan kali ini Portugis sempat kewalahan. Namun, serangan Aceh kali ini juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Hubungan Aceh dan Portugis semakin memburuk. Yang berhasil mengusir Portugis dari Malaka adalah VOC pada tahun 1641.
2. Maluku Angkat Senjata
Portugis berhasil memasuki Kepulauan Maluku pada tahun 1521. Mereka memusatkan aktivitasnya di Ternate. Tidak lama berselang orangorang Spanyol juga memasuki Kepulauan Maluku dengan memusatkan kedudukannya di Tidore. Terjadilah persaingan antara kedua belah pihak.
Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore melawan Portugis. Penyebab perang ini karena kapal-kapal Portugis menembaki jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih ke Tidore. Dalam perang ini Portugis mendapa dukungan dari Ternate dan Bacan. Akhirnya Portugis mendapat kemenangan. Dengan kemenangan ini Portugis menjadi semakin sombong dan sering berlaku kasar terhadap penduduk Maluku. Upaya monopoli terus dilakukan. Maka, wajar jika sering terjadi letupan-letupan perlawanan rakyat.
Sementara itu untuk menyelesaikan persaingan antara Portugis dan Spanyoldilaksanakan  perjanjian damai, yakni Perjanjian Saragosa pada tahun 1534. Dengan adanya Perjanjian Saragosa kedudukan Portugis di Maluku semakin kuat. Pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate dibawah pimpinan Sultan Khaerun/Hairun. Sultan Khaerun menyerukan seluruh rakyat dari Irian/Papua sampai Jawa untuk angkat senjata melawan
kezaliman kolonial Portugis. Portugis mulai kewalahan dan menawarkan perundingan kepada Sultan Khaerun. Dengan pertimbangan kemanusiaan, Sultan Khaerun menerima ajakan Portugis Perundingan dilaksanakan pada tahun 1570 bertempat di Benteng Sao Paolo. Ternyata semua ini hanyalah tipu muslihat Portugis. Pada saat perundingan sedang berlangsung, Sultan Khaerun ditangkap dan dibunuh. Apa yang dilakukan Portugis kala itu
sungguh kejam dan tidak mengenal perikemanusiaan. Demi keuntungan ekonomi Portugis telah merusak sendi-sendi kehidupan kemanusiaan dan keberagamaan.
Setelah Sultan Khaerun dibunuh, perlawanan dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putera Sultan Khaerun). Portugis dapat didesak dan pada tahun 1575
berhasil diusir dari Ternate. Orang-orang Portugis kemudian melarikan diri dan menetap di Ambon sampai tahun 1605. Tahun itu Portugis dapat diusir oleh VOC dari Ambon dan kemudian menetap di Timor Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar