Tujuan:
1. Mengevaluasi perang melawan keserakahan kongsi dagang.
2. Mengevaluasi perang melawan penjajahan Belanda
3. Menghayati perjuangan pahlawan, sebagai teladanku.
Belajar sejarah perang melawan penjajahan dan
kezaliman kolonialisme ini sangat penting. Dengan menghayati semangat juang
rakyat dan para tokoh pendahulu dapat mengambil nilai-nilai kejuangan mereka
untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
A. Mengevaluasi Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang (abad
ke-16 sampai abad ke-18)

Sumber: Indonesia Dalam Arus Sejarah
jilid 4 (Kolonisasi dan Perlawanan), 2012
.

Sumber: Indonesia Dalam Arus Sejarah
jilid 4 (Kolonisasi dan Perlawanan), 2012.
Gambar 2.2 Ilustrasi pertempuran rakyat di bawah Pangeran Nuku di Tidore
Gambar di
atas melukiskan kapal-kapal dagang dari Papua dan Halmahera yang dijadikan
kapal armada
laut untuk memperkuat pasukan Pangeran Nuku dari Tidore untuk melawan
kekejaman kompeni
Belanda. Sungguh heroik perlawanan rakyat Kepulauan Maluku dan
sekitarnya di
bawah pimpinan Pangeran Nuku. Dari pulau yang satu ke pulau yang lain Nuku berhasil
menggerakkan berbagai lapisan kekuatan baik dari bangsawan maupun rakyat untuk
melawan kezaliman Belanda. Politikdevide et impera diterapkan oleh Belanda, tetapi Nuku bergeming. Dengan dukungan
para penguasa dari Papua dan Halmahera, bahkan juga Inggris, pasukan Nuku
semakin berjaya. Belanda harus mengakui keunggulan Sultan Nuku.
1.
Nah, apa kamu tahu siapa Pangeran Nuku itu? Jawab Pangeran nuku yaitu
pahlawan nasional indonnesia, ia merupakan panglima perang di kesultanan tidore
, dan dia seorang pejuang yang tak bisa di ajak kompromi dan pengaruh nya yang
kuat di maluku
2.
Mengapa Nuku melancarkan perlawanan terhadap Belanda? Jawab Sejak 1781 Nuku secara aktif melakukan
perlawanan terhadap Belanda. Hal ini dilakukannya karena tidak senang dengan
intervensi VOC dalam pengangkatan calon penerus Kerajaan Tidore. Karena
keduanya cenderung menentang kehadiran Belanda maka mereka dianggap ancaman
oleh Belanda.
3.
Bagaimana wujud politik devide et impera Belanda
dalam memerangi Nuku? JawavDengan cara mengadu domba antar sesama rekan
perjuangan rakyat Indonesia sehingga sesama rekan justru bermusuhan dan
terpecah belah, sehingga hal seperti itulah yang menyebebkan sulitnya mengalahkan
negara penjajah
4.
Nuku berjuang tidak sendirian, tetapi keberhasilan Nuku karena kerja sama
antarkekuatan masyarakat. Coba tunjukkan kebersamaan yang dibangun Sultan Nuku sehingga
berhasil memulihkan kedaulatan Tidore dan sekitarnya. JawabKebersamaan
yang d Tunjukannya yaitu tidak Ingin Perang Saudara fan Brsatu mlawan Musuh!
1. Aceh
Versus Portugis dan VOC
Setelah
Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, justru membawa hikmah bagi
Aceh. Banyak para pedagang Islam yang menyingkir dari Malaka menuju ke Aceh. Dengan
demikian perdagangan di Aceh semakin ramai. Hal ini telah mendorong Aceh berkembang
menjadi bandar dan pusat perdagangan. Pada tahun 1523 Portugis melancarkan serangan
ke Aceh di bawah pimpinan Henrigues, dan menyusul pada tahun 1524 dipimpin
oleh de
Sauza. Beberapa serangan Portugis ini mengalami kegagalan. Portugis terus
mencari cara untuk melemahkan posisi Aceh sebagai pusat perdagangan.
Kapal-kapal Portugis selalu mengganggu kapal-kapal dagang Aceh di manapun
berada. Misalnya, pada saat kapal-kapal dagang Aceh sedang berlayar di Laut
Merah pada tahun 1524/1525 diburu oleh kapal- kapal Portugis untuk ditangkap. Sebagai
persiapan Aceh melakukan langkah-langkah antara lain:
1.
Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit
2.
Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari
Turki pada tahun 1567.
3.
Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.
Sebagai
tindakan balasan pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan
Portugis di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh. Pada masa
pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639), semangat juang mempertahankan
tanah air dan mengusir penjajahan asing semakin meningkat. Iskandar Muda adalah
raja yang gagah berani dan bercita-cita untuk mengenyahkan penjajahan asing,
termasuk mengusir Portugis dari Malaka. Setelah mempersiapkan pasukannya, pada
tahun 1629 Iskandar Muda melancarkan serangan ke Malaka. Menghadapi serangan
kali ini Portugis sempat kewalahan. Namun, serangan Aceh kali ini juga tidak
berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Hubungan Aceh dan Portugis semakin
memburuk. Yang berhasil mengusir Portugis dari Malaka adalah VOC pada tahun
1641.
2. Maluku Angkat Senjata
Portugis
berhasil memasuki Kepulauan Maluku pada tahun 1521. Mereka memusatkan
aktivitasnya di Ternate. Tidak lama berselang orangorang Spanyol juga memasuki
Kepulauan Maluku dengan memusatkan kedudukannya di Tidore. Terjadilah
persaingan antara kedua belah pihak.
Pada tahun
1529 terjadi perang antara Tidore melawan Portugis. Penyebab perang ini karena
kapal-kapal Portugis menembaki jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih
ke Tidore. Dalam perang ini Portugis mendapa dukungan dari Ternate dan Bacan.
Akhirnya Portugis mendapat kemenangan. Dengan kemenangan ini Portugis menjadi
semakin sombong dan sering berlaku kasar terhadap penduduk Maluku. Upaya
monopoli terus dilakukan. Maka, wajar jika sering terjadi letupan-letupan
perlawanan rakyat.
Sementara
itu untuk menyelesaikan persaingan antara Portugis dan Spanyoldilaksanakan perjanjian damai, yakni Perjanjian Saragosa
pada tahun 1534. Dengan adanya Perjanjian Saragosa kedudukan Portugis di Maluku
semakin kuat. Pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate dibawah pimpinan
Sultan Khaerun/Hairun. Sultan Khaerun menyerukan seluruh rakyat dari
Irian/Papua sampai Jawa untuk angkat senjata melawan
kezaliman
kolonial Portugis. Portugis mulai kewalahan dan menawarkan perundingan kepada
Sultan Khaerun. Dengan pertimbangan kemanusiaan, Sultan Khaerun menerima ajakan
Portugis Perundingan dilaksanakan pada tahun 1570 bertempat di Benteng Sao Paolo.
Ternyata semua ini hanyalah tipu muslihat Portugis. Pada saat perundingan
sedang berlangsung, Sultan Khaerun ditangkap dan dibunuh. Apa yang dilakukan
Portugis kala itu
sungguh kejam
dan tidak mengenal perikemanusiaan. Demi keuntungan ekonomi Portugis telah
merusak sendi-sendi kehidupan kemanusiaan dan keberagamaan.
Setelah
Sultan Khaerun dibunuh, perlawanan dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan
Baabullah (putera Sultan Khaerun). Portugis dapat didesak dan pada tahun 1575
berhasil
diusir dari Ternate. Orang-orang Portugis kemudian melarikan diri dan menetap
di Ambon sampai tahun 1605. Tahun itu Portugis dapat diusir oleh VOC dari Ambon
dan kemudian menetap di Timor Timur.